Kabupaten Kepulauan Seribu memiliki banyak pulau yang kini semakin ramai menjadi tempat tujuan wisata, baik oleh wisatawan mancanegara maupun dalam negeri. Di antaranya ada Pulau Untung Jawa, Pulau Bidadari, Pulau Sepa, Pulau Pramuka, dan Pulau Pari. Pulau Pari dengan luas 40,32 hektare merupakan salah satu kabupaten di wilayah Kepulauan Seribu Selatan yang menawarkan pesona keindahan yang menawan.
Pulau Pari adalah destinasi sempurna untuk merasakan keindahan panorama pantai dalam balutan ketenangan di salah satu gugusan di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Dengan suasana pulau yang masih asri dan belum ramai wisatawan, pulau ini menjadi pilihan sempurna yang menjanjikan kesegaran dan kepuasan.
Pemberian nama Pantai Pasir Perawan pun tidak terlepas dari sebuah cerita yang beredar di masyarakat Pulau Pari. Dahulu kala, ada seorang gadis yang jatuh cinta kepada nelayan di Pulau Pari. Keduanya menjalani kisah cintanya dengan kebahagiaan. Tapi ketika tiba saatnya bagi si nelayan untuk pergi melaut, dengan berat hati si gadis merelakan sang pujaan hatinya pergi.
Waktu yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Nelayan pujaan hati tak pernah datang. Sang gadis yang setia menunggu selalu menanti kekasihnya di pantai yang ada di Pulau Pari hingga akhir ajalnya. Warga setempat lalu menamakan pantai ini dengan sebutan Pantai Pasir Perawan.
Lokasi
Pulau yang terletak di Kepulauan Seribu bagian selatan itu tak begitu jauh dari Jakarta. Jika berangkat dengan kapal biasa dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Timur, waktu yang ditempuh sekitar dua jam.
Sedangkan jika berangkat dengan kapal cepat dari Dermaga Marina Ancol sekitar 1-1,5 jam. Berlibur ke pulau ini tak akan mengecewakan para pengunjungnya.
Transportasi
Ada beberapa pilihan jalur transportasi untuk sampai ke Pulau Pari. Anda bisa menaiki speed boat dari dermaga Marina Ancol, dengan biaya Rp 200 ribu per orang dalam waktu tempuh minimal satu jam. Untuk harga yang lebih hemat, bisa naik perahu kayu dengan biaya Rp 32 ribu per orang dari Muara Angke.
Wisata
Tiba di Pulau Pari, pengunjung akan disajikan pantai yang oleh masyarakat setempat biasa disebut Pantai Pasir Perawan. Hamparan pasir yang lembut bisa dirasakan saat berkunjung ke pantai ini. Warna pasir putih yang bersih seakan memanjakan kaki Anda saat bersentuhan dengan pasir di pantai yang terlihat masih belum banyak terjamah ini.
Pulau Pari menawarkan tiga obyek wisata andalan, yaitu Pantai Perawan, Dermaga Bukit Matahari, dan Pantai Pasir Kresek. Di Pantai Perawan, kita bisa menikmati pasir putih sambil berlarian di pinggir pantai. Jika ingin sedikit berkeringat, bawalah bola voli. Di sana ada lapangan untuk bermain voli pantai bagi para pengunjung.
Pantai yang dikelilingi hutan bakau sebagai pertahanan pantai ini dapat dijelajahi dengan menaiki sampan yang tersedia di tepian pantai. Pengalaman unik manaiki sampan sambil mengelilingi hutan bakau akan menjadi pengalaman tersendiri ketika berkunjung ke pulau ini.
Kegiatan yang tak kalah menarik di Pulau Pari adalah bersepeda. Mengitari pulau kecil ini dengan sepeda tak akan memakan waktu lebih dari satu jam, tapi memuaskan. Umumnya, setiap rumah penginapan pasti menyediakan sepeda untuk disewakan. Tapi, jika berangkat dengan rombongan agen travel, biasanya sepeda sudah termasuk dalam paket tersebut.
Selain menikmati pantai, yang paling ditunggu dari berlibur ke pulau adalah melihat isi laut. Di Pulau Pari, para wisatawan juga bisa merasakan nikmatnya menyelam di perairan dangkal (snorkeling) di tempat-tempat menarik yang tak jauh dari pulau ini.
Pulau Pari tidak terlalu luas sehingga Anda hanya perlu menghabiskan waktu sekira 1 jam untuk menjelajahinya. Jalanan di pulau ini rapi dan bersih perpaduan blok batu dan pasir. Manfaatkan penyewaan sepeda untuk berkeliling yang dapat Anda temui di beberapa sudut jalan kecil. Penyewaan sepeda per jamnya adalah Rp15.000,- atau seharian Rp30.000,-.
Sekilas Pulau Pari
Dinamai “pari” karena bentuk pulau ini apabila Anda lihat dari foto udara nampak seperti ikan pari. Percaya atau tidak, cobalah gunakan salah satu mesin pencari peta satelit di internet untuk melihat bentuknya.
Pulau Pari memiliki keunikan berupa cekungan yang mampu menampung serapan air hujan yang jatuh ke permukaan. Akibatnya air di Pulau Pari menjadi air tawar tidak seperti di pulau lain yang memiliki standar terbaik berupa air payau. Adanya cekungan di daratan Pulau Pari telah berdampak pada heterogenitas vegetasi pulau ini. Apabila umumnya pulau di pesisir hanya dapat ditemui vegetasi berupa mangrove dan pohon kelapa maka di Pulau Pari jika Anda perhatikan seksama dapat ditemukan pohon pisang, pohon pinus, pohon cemara, pohon buah naga, pohon mangga, pohon jambu air, petai cina, palem, pohon srikaya, pohon jamblang, dan sebagainya. Jelas itu bukan vegetasi khas wilayah pesisir tetapi jutru di Pulau Pari mampu tumbuh dengan baik.
Pulau Pari terbagi dua bagian wilayah, yaitu bagian kepala (timur pulau) dan bagian badan hingga ekor (barat pulau). Dua wilayah ini berbeda fungsinya dimana di bagian barat berupa cekungan menjadi lokasi pemukiman penduduk dan vegetasi air tawar. Sementara itu, pada bagian timur berupa pesisir pantai yang luas dan begitu elok untuk ditelusuri dengan berjalan kaki. Di bagian ini terdapat hutan mangrove alami yang dijaga kelestariannya oleh masyarakat sebagai penahan abrasi laut.
Pulau Pari sendiri memiliki luas sekira 43 hektare dengan populasi penduduk sekira 700 orang. Pulau ini tidak seramai Pulau Pramuka atau pun Pulau Tidung tetapi suasananya yang sepi dan rapi membuat banyak wisatawan jatuh hati. Tata ruang dan kebersihan lingkungan pulau ini sangat diperhatikan penduduknya.
Di Pulau Pari pemukiman penduduk ditumbuhi pepohonan rindang dengan jarah antarrumah yang tidak berdempetan. Hal ini berbeda sekali dengan Pulau Tidung atau Pulau Pramuka yang padat pemukiman dan penginapan. Jumlah wisatawan ke Pulau Pari maksimal 300 pengunjung. Hal ini berbeda dengan Pulau Tidung dimana setiap minggunya mencapai rata-rata 1500 pengunjung, bahkan dapat mencapai 4000 orang saat liburan panjang.
Pulau Pari dikembangkan menjadi salah satu pulau dengan konsep ekowisata karena memiliki kekayaan dan keanekaragaman hayati ekosistem laut. Di sini terdapat rumah konservasi penelitian biota laut dan riset pengembangan untuk kelestarian perairan di Teluk Jakarta.
Pulau Pari juga dikenal karena keberhasilannya dalam budidaya rumput laut apalagi setelah beroperasinya Pusat Pengembangan Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sejak 1997. Di pulau ini ditemukan banyak terumbu karang hidup seperti soft corals, brain corals, labirith corals, pakis laut, dan lainnya.Lagoon yang luas di Pulau pari dilengkapi hutan bakau yang lebat menjadikan tempat ini ideal bagi ikan-ikan untuk berkembang biak. Oleh karena itu pula, bahkan rumpon-rumpon di sini sering dihuni ikan-ikan besar saat sedang musimnya.
Transportasi
Untuk mencapai Pulau Pari di gugusan Kepulauan Seribu, Jakarta, Anda dapat menempuhnya dari 3 titik keberangkatan, yaitu dari Pelabuhan Muara Saban Cituis, Tangerang dengan perjalanan laut waktu sekira 1,5 jam. Pilihan kedua dari Pelabuhan Muara Angke menggunakan kapal kayu dengan waktu tempuh sekitar 2 Jam perjalanan laut. Harga tiketnya sekira Rp70.000,- untuk pulang pergi.
Pilihan ketiga Anda juga dapat mencapai Pulau Pari dari Marina Jaya Ancol. Jadwal keberangkatan dari Marina Ancol pukul 09.00 dan kembali dari pulau pukul 14.00 WIB. Sea Leader Marine Luxury Yacht menyediakan penyewaan carter di kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Hubungi kantornya di Dermaga Marina Ancol, untuk charter (021-6450310) dan reguler (021-6450315).
Kuliner
Untuk mendapatkan makanan Anda dapat memesan makan tiap hari 2-3 kali kepada pemilik penginapan dengan kisaran harga Rp20.000,- per orangnya untuk sekali makan.
Kuliner di Pulau Pari seperti di beberapa pulau lain di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu bernuansa makanan olahan laut. Anda akan disajikan makanan berupa ikan, cumi dan udang. Beberapa jenis makanan lain yang tersedia adalah sayur asem, perkedel, lodeh, dan lainnya. Rasakan paduan cumi goreng tepung dengan sayur asem serta sambal yang pedas dapat menambah selera makan Anda.
Manisan ceremai adalah kudapan khas Kepulauan Seribu yang terbuat dari bahan alami tanpa pengawet. Makanan ini biasanya dinikmati bersama secangkir kopi atau teh pahit dan biasanya disajikan bagi tamu selain kripik sukun, manisan rumput laut, dan dodol rumput laut. Bulan September dan Oktober dapat menjadi pilihan mendapatkan manisan ceremai karena pada bulan-bulan tersebut musimnya. Keripik sukun juga merupakan kudapan khas Kepulauan Seribu yang terbuat dari sukun pilihan menggunakan rempah-rempah pilihan dan tanpa bahan pengawet.
Tips
Ada 8 gambar di dalam Pantai Pasir Perawan, Pulau Pari – Kepulauan Seribu cerita. Klik thumbnail dibawah ini untuk melihat semua 8 gambar high-res.
Artikel Terbaru:
Pulau Adonara, Flores – Adonara adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa tenggara, yakni di sebelah timur ...
Pantai Wediawu, Malang – JawLokasi Pantai Wediawu adalah sebuah pantai di pesisir selatan yang terletak di tepi Samudera Indonesia masih ...
Kepulauan Seribu, DKI JakartaKabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah sebuah kabupaten administrasi di DKI Jakarta. Wilayahnya meliputi gugusan ...
Pantai Marina, Batam – KSekilas terpampang sebuah tulisan yang berukuran besar untuk mengawali sebuah sambutan bagi para ...
Gabung Yuk dengan Komunitas Pecinta Pantai Indonesia di FB, Klik Like:
Lokasi Pantai di Indonesia
Topik Populer
Indek Artikel : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z - 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indek Gambar : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z - 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Semua artikel pada web ini adalah hak cipta dari pasirpantai.com, atau sumber lain yang dicantumkan.
Semua gambar, foto dan video pada web ini adalah hak cipta dari pemiliknya.
Tinggalkan Komentarmu soal Pantai Pasir Perawan, Pulau Pari – Kepulauan Seribu Dibawah ini: