Pulau Bakut di wilayah Kabupaten Barito Kuala (Batola) yang di atasnya berdiri Jembatan Barito memiliki potensi besar pengembangan pariwisata. Sayangnya, hingga kini potensi tersebut belum tersentuh secara optimal.
Taman Wisata Alam Pulau Bakut telah ditunjuk sebagai taman wisata alam melalui keputusan Menteri Kehutanan melalui surat keputusan Nomor 140/kpts-II/2003 pada tanggal 21 April 2003. Luas kawasan ini kurang lebih 18 ha, dengan panjang 700 meter dan lebar 250 meter. Kawasan ini banyak dihuni oleh tumbuhan dan hewan yang adaptif terhadap pasang surut.
Objek Wisata Pulau Bakut memang belum sepopuler Pulau Kembang ataupun tempat-tempat wisata alam lainnya, namun letaknya yang relatif dekat dengan Kota Banjarmasin serta bisa ditempuh baik melalui jalan darat maupun air bisa menjadikan tempat wisata ini sebagai alternatif pelepas stress dari rutinitas kesibukan pekerjaan sehari-hari.
Wisata Alam Pulau Bakut memang masih dalam tahap pengembangan, rencananya di pulau ini juga akan dibangun jalan sehingga para pengunjung tidak hanya bisa menikmati pulau dengan berkeliling tetapi juga bisa masuk dan menyusuri bagian dalam pulau seperti halnya di Pulau Kembang.
Lokasi
Pulau Bakut masuk kedalam wilayah Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Pulau yang mempunyai luas total sebesar 18,7 hektar ini bisa ditempuh menggunakan speed boat dari ibukota provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin dalam waktu 20 menit. Jika anda berangkat menggunakan perahu motor dari Banjarmasin, maka pulau Bakut bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam.
Cara Mencapai Lokasi objek wisata alam Pulau Bakut bisa menggunakan kendaraan pribadi ataupun transportasi umum. Menggunakan kendaraan pribadi dari Banjarmasin bisa langsung ke dermaga yang berada tepat dibawah jembatan Barito. Namun buat anda yang menggunakan tranpsortasi umum bisa naik angkot menuju terminas Induk Handil Bakti kemudian dilanjutkan dengan Angkutan Desa (taksi) Anjir dan turun sebelum naik Jembatan Barito. Kemudian dengan mencarter Kelotok sekitar Rp 150.000 kita akan diajak keliling pulau mengamati burung, Bekantan, serangga serta berbagai satwa liar khas lainnya.
Jembatan Barito
Jembatan Barito yang menghubungkan kedua daratan yang ada di sisi barat dan timur sungai barito mempunyai beberapa tiang penyangga yang terpancang di pulau Bakut. Posisi pulau Bakut yang berada ditengah sungai Barito membuatnya menjadi lokasi yang sangat cocok sebagai tempat pemasangan tiang penyangga jembatan Barito.
Sehingga jembatan Barito tidak perlu melewati keseluruhan lebar sungai. Cukup 800 meter saja membelah sungai Barito, sementara yang 200 meter lagi berada diatas pulau Bakut. Ini membuat konstruksi menjadi lebih sederhana dan tentu saja menjadi lebih murah dari segi biaya pembangunannya. Pada saat yang sama tidak mengganggu lalu-lintas sungai Barito yang sibuk dilewati oleh berbagai jenis kapal.
Karena jembatan ini dibangun setinggi 15 hingga 18 m dari atas permukaan air. Sehingga cukup untuk dilewati meskipun oleh kapal besar sekalipun. Jika berkendara melewati jembatan Barito, maka pada bagian tengah jembatan anda akan menemui beberapa puncak pohon yang menyembul keluar dari pulau Bakut dan bisa terlihat dari kedua sisi jembatan Barito.
Ada banyak pepohonan yang tumbuh di lokasi pulau Bakut. Beberapa jenis pepohonan tersebut seperti pohon panggang, nyirih, jingah, kelampan, waru, kayu bulan, putat, nipah, pandan, jeruju, dan piai. Selain itu ada juga tumbuhan air seperti bakung, eceng, dan keladi yang tumbuh mengelilingi pulau Bakut.
Sementara itu jenis pohon yang paling dominan di pulau ini adalah pohon rambai. Pohon rambai adalah tempat tinggal bagi para monyet penghuni pulau Bakut. Selain tempat tinggal mereka, daun dan buah pohon rambai yang manis juga adalah bahan makanan favorit bagi monyet.
Satwa Pulau Bakut
Sedangkan satwa di pulau Bakut antara lain Bekantan, Monyet, Tupai, Biawak, berbagai jenis burung dan serangga serta ular.
Pada tahun lalu sempat terjadi peristiwa kelahiran 7 bayi bekantan di lokasi pulau Bakut. Kelahiran tersebut merupakan kabar gembira karena bekantan merupakan salah satu spesies monyet langka. Selain itu kelahiran ini menandakan, bahwa kawasan pulau Bakut mulai mengalami pemulihan dari kerusakan parah yang disebabkan oleh padatnya lalu-lintas kapal tongkang batubara yang melewati sungai Barito.
Sebelumnya banyak nahkoda yang dengan sengaja menabrakkan kapal tongkangnya ke pulau Bakut untuk menambatkannya. Ini bukan saja merusak pulau Bakut, tapi juga bisa mengganggu ketenangan bekantan dalam berkembang-biak. Bertambahnya populasi bekantan dengan kelahiran 7 bayi bekantan akan meningkatkan jumlah bekantan di pulau Bakut yang tadinya hanya berjumlah 12 ekor saja,
itu juga akan meningkatkan penjualan dari joovy zoom 360 ultralight jogging stroller bahkan lebih.
Selain dari bekantan ada banyak monyet jenis lain yang menjadi penghuni pulau Bakut. Jenis monyet yang paling besar populasinya di pulau Bakut adalah monyet ekor panjang. Selain bekantan ada total sekitar 650 ekor monyet yang tinggal di pulau Bakut. Ketimpangan populasi dengan monyet lainnya, membuat bekantan kehilangan daya saingnya, sehingga beberapa dari mereka terdesak dan akhirnya melarikan diri dari pulau Bakut dengan cara berenang ke luar pulau. Sementara daratan pulau Kalimantan yang ada dikedua sisi pulau Bakut sudah didominasi oleh industri. Dengan keluarnya bekantan dari area pulau Bakut, justru malah membuat mereka semakin terancam lagi.
Kejadian rontonknya dedaunan pohon rambai yang memenuhi pulau Kaget pada tahun 1996 yang diikuti dengan evakuasi sebagian populasi bekantan di pulau Kaget juga sempat terjadi pada pulau Bakut. Hal ini terjadi karena baik pulau Kaget maupun pulau Bakut keduanya adalah pulau yang berupa delta sungai Barito. Keduanya mempunyai ekosistem yang sangat mirip.
Sehingga apa yang menimpa pulau Kaget juga menimpa pulau Bakut. Kondisi rontoknya dedaunan pohon rambai diperparah lagi dengan berbagai pencemaran lingkungan akibat berbagai aktifitas industri di sepanjang sungai Barito.
Keputusan menteri kehutanan yang menjadi lokasi hutan pulau Bakut sebagai kawasan taman wisata alam pada tahun 2003 turut membantu proses pemulihan hutan pulau Bakut. Pemulihan lingkungan ini bisa terlihat dengan jelas apabila dibandingkan beberapa tahun sebelum dijadikan kawasan taman wisata yang juga ditandai dengan kelahiran bayi bekantan. Diharapkan dengan semakin membaiknya kondisi hutan pulau Bakut, pada tahun-tahun yang akan datang kita akan melihat lagi kelahiran bayi-bayi baru penghuni pulau Bakut.
Tentu berubahnya status pulau Bakut belum cukup untuk pelestarian jangka panjang pulau Bakut. Karena masih ada masalah polusi yang terbawa aliran sungai Barito menuju pulau Bakut. Sepertinya hingga saat ini masih belum ada solusi yang bisa saling menguntungkan bagi pelestarian alam dan para pelaku industri. Sepertinya kebijakan pemerintah lokal juga lebih berpihak pada pelaku industri.
Ada 5 potret di dalam Pulau Bakut, Barito Kuala – Kalimantan Selatan berita. Klik thumbnail dibawah ini untuk melihat semua 5 potret high-res.
Artikel Terbaru:
Pantai Waisai Tercinta, Raja APantai Waisai Tercinta – Nama dari pantai ini, mungkin kedengaran cukup unik. Sesuai ...
Pantai Tembok Berlin, Sorong &Nama pantai yang cukup unik, Mungkin anda langsung membayangkan tembok berlin yang ada ...
Pantai Mirota, Batam – KSebahagian besar masyarakat akan mengatakan bahwa Pulau Batam terkenal sebagai kawasan industri dan ...
Pulau sirabunan, Nias – Berbicara tentang Pulau Nias, tentunya tidak akan terlepas dari pembahasan tentang eksotika wisata ...
Gabung Yuk dengan Komunitas Pecinta Pantai Indonesia di FB, Klik Like:
Lokasi Pantai di Indonesia
Topik Populer
Indek Artikel : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z - 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indek Gambar : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z - 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Semua artikel pada web ini adalah hak cipta dari pasirpantai.com, atau sumber lain yang dicantumkan.
Semua gambar, foto dan video pada web ini adalah hak cipta dari pemiliknya.
Tinggalkan Komentarmu soal Pulau Bakut, Barito Kuala – Kalimantan Selatan Dibawah ini: