Pulau Fani adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di Samudra Pasifik dan berbatasan dengan negara Palau. Pulau Fani ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Sorong, provinsi Irian Jaya Barat. Pulau ini berada di sebelah utara dari Kota Sorong dengan koordinat 1° 4?28? LU, 131° 16?49? BT.
Selain menjadi pulau besar paling timur di Indonesia, Papua juga memiliki beberapa pulau kecil lainnya yang ternyata merupakan pulau terluar Indonesia dan berbatasan langsung dengan kawasan Negara lain.
Salah satu dari pulau tersebut yang bisa anda temukan di Papua khususnya saat anda berwisata ke Raja Ampat adalah Pulau Fani. Sebuah pulau kecil di perbatasan Indonesia serta memiliki beberapa potensi wisata yang indah.
Lokasi dan Transportasi
Pulau Fani merupakan salah satu pulau terluar Indonesia dan berbatasan langsung dengan kawasan Negara Palau. Letaknya berada di arah barat laut dari kepala burung Pulau Papua. Secara administratif Pulau Fani berada di Distrik Ayau, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
Lokasinya memang cukup jauh jika ditempuh dari Kota Sorong. Tapi, jika anda memang berasal dari luar kawasan Raja Ampat, kota Sorong merupakan titik awal perjalanan anda untuk memasuki kawasan Raja Ampat.
Pulau Fani terletak di Samudra Pasifik yang berbatasan dengan laut, adapun batas- batasnya sbb :
Sebelah Utara : Negara Republik Palao
Sebelah Selatan : Pulau Igi, Pulau Miaren dan Kepulauan Ayau
Sebelah Timur : Kepulauan Maphia
Sebelah Barat : Kepulauan Halmahera
Untuk menuju Pulau Fani, anda bisa menggunakkan beberapa cara diantaranya bisa menuju Waisai terlebih dahulu untuk melihat suasana ibu kota Raja Ampat serta, membeli berbagai kebutuhan makanan serta kebutuhan lainnya, atau anda bisa langsung menempuh perjalanan laut menuju Pulau Fani tanpa singgah di Waisai.
Jika menuju Waisai terlebih dahulu, anda bisa menggunakkan kapal rakyat yang melayani penyebrangan Sorong – Waisai setiap harinya tiap jam 14:00 WIT. Namun, pelayaran hanya di lakukan satu hari sekali sehingga jangan sampai terlambat tiba di Pelabuhan Perikanan Sorong. Ongkosnya hanya Rp 120.000*) per orang, kemudian setelah menempuh perjalanan sekitar 2 hingga 3 jam, anda akan tiba di Waisai. Dari Waisai menuju Pulau Fani anda bisa menggunakkan perahu motor yang bisa anda temukan di dermaga Waisai.
Jika anda memutuskan langsung menuju Pulau Fani, anda bisa langsung menyewa perahu motor juga dari Pelabuhan Perikanan Sorong. Waktu tempuh memang cukup lama, walaupun anda menyewa perahu motor dengan tenaga 300 PK, lama perjalanan menuju pulau ini bisa mencapai 6 jam perjalanan.
Biaya sewapun terbilang cukup mahal, anda akan dikenakan biaya sewa sekitar Rp 5 juta*) hingga Rp 9 juta*) per harinya tergantung dari kapasitas perahu motor yang anda sewa serta tenaga yang dimilikinya. Semakin besar dan cepat maka akan semakin mahal karena bahan bakar yang digunakkan pun juga lebih banyak.
DEMOGRAFI
Pulau Fani termasuk dalam wilayah Kabupaten Raja Ampat. Penduduk yang ada di pulau Fani pada umumnya penduduk pendatang yang tidak menetap. Mereka berasal dari masyarakat Reni dan Rutum. Untuk data terbaru penduduk musiman yang ada jumlahnya ada 11 KK. Jumlah kedatangan mereka tidak menentu dan tidak bersamaan antar pulau. Diantara masyarakat pendatang musiman tersebut terdiri dari berbagai suku dimana setiap suku merasa berhak atas pulau tersebut.
Kadang-kadang sesama mereka berebut lahan untuk lahan berkebun. Bahasa yang mereka pakai sehari hari mengunakan bahasa Papua namun mereka lancar menggunakan bahasa Indonesia. Kedatangan mereka tergantung kondisi cuaca. Mayoritas agama yang mereka anut adalah kristen. Kehidupan sosial sesama mayarakat sangat bagus dimana saling menghormati sesama pemeluk agama, baik dengan masyarakat pendatang maupun sesama mereka (toleransi tinggi). Masyarakat masih memegang teguh pelestarian adat istiadat dan kebudayaan setempat.
Wisata
Pulau ini memiliki pantai dengan pasir putih yang halus. Selain itu jajaran pohon kelapa yang banyak, sangat mencirikan karakteristik dari pulau-pulau perbatasan ini, bisa menjadikan kawasan pinggir pantai pulau ini tampak rindang.
Pantai yang di miliki oleh pulau ini tergolong landai dengan kemiringan yang agak tajam. Terumbu karang yang di miliki oleh kawasan perairan pulau ini pun tergolong cantik dan beragam pula, walaupun masih ditemukan beberapa kerusakan karena pengeboman ikan. Tapi, seiring dengan ketatnya penjagaan dan dukungan dari masyarakat sekitar, karang yang di miliki oleh wilayah perairan Pulau Fani sudah membaik.
Pada kedalaman laut sekitar 1 meter hingga 15 meter, anda sudah bisa melihat beberapa jenis karang yang hidup khususnya jenis karang tepi. Selain menikmati pantainya, anda juga bisa sedikit ketengah laut untuk melakukan aktivitas penyelaman sembari melihat keragaman biota lautnya dan berenang bersama beberapa gerombolan ikan-ikan kecil. Anda juga bisa berjalan-jalan di pulau sembari melihat beberapa kapal sitaan yang berasal dari Negara lain karena tertangkap melakukan illegal fishing.
Beberapa pembangunan juga sudah di lakukan di pulau ini dengan adanya beberapa rumah panggung yang bisa digunakkan oleh masyarakat. Selain itu, dulu juga sudah dibangun tanggul penahan air laut. Sayangnya, tanggul tersebut tidak bertahan lama karena hempasan laut Samudera Pasifik yang begitu deras.
Kegiatan masyarakat
Kehidupan sosial masyarakat pendatang musiman yang ada di Pulau Fani tidak jauh berbeda dengan yang ada di kampung Reni dan kampung Rutum karena berasal dari Distrik Reni Rutum dan pada umumnya masih memegang adat istiadat yang ada, Kepercayaan umum penduduk pendatang Pulau fani adalah Roh Halus nenek moyang, mahluk halus suwanggi, dongeng gaib, sumpah-sumpah dan nujum, binatang-binatang setempat tertentu dapat mempengaruhinya karena di anggap suci seperti, keong Biawak, Kuskus.
Contoh : Memancing menggunakan keong, menangkap kuskus/ biawak akan mendatangkan cuaca buruk ke pulau fani. Merusak (menebang) pohon kelapa tanpa ijin Kepala adat akan di datangi Roh penunggu pulau.
Tingkat kepatuhan dan loyalitas masyarakat terhadap pimpinan adat dan pimpinan agama sangat tinggi dan bahkan sering mengalahkan kepatuhan dan loyalitas masyarakat kepada aparat pemerintah sehingga sering terjadi dalam penyelesaian permasalahan selalu mengedepankan hukum adat dari pada hukum positif.
Sesama masyarakat masih sering terjadi berebut lahan untuk berkebun dimana salah satu dari keturunan Marga mereka merasa sebagai orang pertama yang berhak atas pulau tersebut Suku yang mendiami pulau Fani merupakan bagian dari suku di Pulau Reni Rutum yaitu : Dimara, Mayor, Mirino, Mambrasar, Wafdarum,Wanma,Fakdawer,Arfan
Bahasa yang digunakan di Pulau pada umumnya bahasa Indonesia. Bahasa daerah tiap kampung berbeda dialek dan variasinya, sehingga dimengerti oleh satu suku atau satu kampung saja.Bahasa daerah yang lebih mudah untuk di pelajari karena sudah mempunyai tata bahasa dan dapat di terapkan dalam kamus yaitu Bahasa daerah Yapen waropen
Kerukunan beragama bagi masyarakat di Pulau Fani yang beragama kriten cukup baik dengan pendatang Personil yang beragama islam. Terdapat 3 tempat peribadatan gereja terbuka dan 1 mushola.
Kesehatan didukung Marinir terdiri 2 orang tenaga kesehatan yang selain melayani anggota satgas juga memberikan pengobatan secara Cuma-Cuma terhadap penduduk fani
Mata pencaharian penduduk pulau fani adalah pada malam hari mencari teripang, ikan ikan karang dan pada siang hari mencari kopra dan membuat minyak kelapa.
Terdapat Sarana penerangan ( Central Listrik Solar Cell ) berkekuatan 3000 Watt / 220 volt yang mampu menyuplay listrik kampung reni, rutum sampai pos Marinir
Sarana Komunikasidi Pulau fani belum terdapat sarana komunikasi, masyarakat sekitar hanya mengandalkan informasi dari personil marinir atau yang menggunakan sarana komunikasi melalui radio.
Tips
1. Jika anda datang saat penduduk Desa Rutum sedang berada di pulau ini, sebaiknya anda bisa berbaur dengan masyarakat agar anda tidak merasa asing serta bisa merasakan kenyamanan selama berada di pulau ini.
2. Jika anda ingin snorkeling ataupun diving di perairan ini, ada baiknya anda membawa peralatan sendiri. Karena pulau ini merupakan pulau tak berpenghuni jadi ada baiknya anda membawa perlengkapan wisata anda sebelum mencapai pulau.
3. Pakailah sunblock jika tak ingin kulit anda terbakar matahari. Apalagi jika berada di wilayah sekitar pantai.
4. Kunjungan anda ke Pulau Fani, sebaiknya dilakukan sambil mengunjungi pulau-pulau lainnya, khususnya Kepulauan Wayag yang merupakan ikon dari wisata Raja Ampat.
Ada 5 potret di dalam Pulau Fani, Raja Ampat – Papua posting. Klik thumbnail dibawah ini untuk melihat semua 5 potret high-res.
Artikel Terbaru:
Pantai Arta Pariaman, Padang &Arta, sebuah pantai yang berada di Pesisir Barat Sumatera, tepatnya di Nagari Kuranji ...
Pantai Waisai Tercinta, Raja APantai Waisai Tercinta – Nama dari pantai ini, mungkin kedengaran cukup unik. Sesuai ...
Pantai Toyolawa, Lahewa – PuApabila kita berbicara tentang wisata bahari, tentunya sebahagian besar dari kita pasti menyukai ...
Pantai Maluk, Lombok – NPantai Maluk – Para penikmat wisata alam berupa pantai, mungkin sudah tak asing ...
Gabung Yuk dengan Komunitas Pecinta Pantai Indonesia di FB, Klik Like:
Lokasi Pantai di Indonesia
Topik Populer
Pantai Populer
Indek Artikel : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z - 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indek Gambar : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z - 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Semua artikel pada web ini adalah hak cipta dari pasirpantai.com, atau sumber lain yang dicantumkan.
Semua gambar, foto dan video pada web ini adalah hak cipta dari pemiliknya.
Tinggalkan Komentarmu soal Pulau Fani, Raja Ampat – Papua Dibawah ini: