Wilayah Kabupaten Kepulauan Raja Ampat merupakan kepulauan yang terdiri dari kurang lebih 610 buah pulau besar dan kecil yang memiliki potensi sumberdaya terutama terumbu karang yang merupakan bagian dari ”segitiga karang” (Coral Triangel) yang terdiri dari Indonesia, Filipina, Papua New Guinea, Jepang, dan Australia (Sheila A. McKenna, dkk, 2002). Secara geografis, Raja Ampat berada pada koordinat 2°25’LU-4°25’LS & 130°-132°55’BT. Secara geoekonomis dan geopolitis, Kepulauan Raja Ampat memiliki peranan penting sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan wilayah luar negeri.
Kawasan kepulauan Raja Ampat yang terdiri dari banyak pulau-pulau kecil dan empat pulau besar ini merupakan salah satu destinasi wisata favorit khususnya bagi para penyelam.
Tapi jangan salah, keindahan alam di atas permukaan lautnya pun sangat menarik dan mampu membuat anda terpana. Seperti halnya dengan Pulau Gag yang memiliki bentang alam unik dan indah serta pemandangan di sekitar lautan yang sangat cantik.
Lokasi dan Transportasi
Pulau Gag memiliki letak administratif di Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Lokasinya memang cukup jauh dan harus ditempuh dengan alat transportasi laut berupa speed boat ataupun perahu motor.
Ada beberapa cara untuk mencapai pulau ini, namun anda sudah harus berada di Kota Sorong untuk anda yang berada di luar kawasan Raja Ampat, karena Sorong masih merupakan gerbang masuk menuju pesona alam Raja Ampat.
Untuk yang menempuh jalur penerbangan, ketika tiba di kota Sorong, pertama anda akan tiba di Bandara Domine Eduard Osok. Kemudian, anda bisa memulai perjalanan anda menuju Pelabuhan Perikanan Sorong, untuk mencari alat transportasi laut yang akan mengantarkan anda ke Raja Ampat khususnya Pulau Gag.
Jika anda ingin langsung menuju Pulau Gag, anda bisa menyewa perahu motor ataupun speed boat. Jika menggunakkan perahu motor, jarak tempuh Sorong – Pulau Gag sekitar 12 jam perjalanan sedangkan jika anda menggunakkan speed boat, maka lama perjalanan hanya sekitar 4 jam saja. Namun, ongkosnya cukup mahal, untuk sewa perhari biasanya sekitar Rp 3 juta – Rp 5 juta.
Namun, jika anda ingin bersantai dan tidak langsung menuju Pulau Gag, anda bisa ke Waisai, ibu kota dari Raja Ampat terlebih dahulu. Untuk menuju Waisai ada sarana transportasi yang lebih murah yakni menggunakkan kapal rakyat dengan ongkos sekitar Rp 120.000 per orang.
Dari Sorong menuju Waisai memakan waktu perjalanan sekitar 2 hingga 3 jam. Namun, anda harus standby di pelabuhan Sorong sebelum pukul 14:00 WIT karena jika anda terlambat, anda harus menunda perjalanan hingga esok hari atau alternatif lainnya, anda harus menyewa speed boat ataupun perahu motor.
Setelah tiba di Waisai, anda bisa bersantai dahulu dan untuk melanjutkan perjalanan, anda bisa menggunakkan speed boat, perahu motor ataupun perahu nelayan untuk mencapai Pulau Gag dengan tariff yang bervariasi.
Sebenarnya anda juga bisa menggunakkan pesawat ataupun helikopter menuju pulau ini apabila anda datang dari instansi tertentu, karena pulau ini sudah memiliki air strip. Selain itu, untuk menggunakkan pesawat, biasanya anda harus tahu kapan jadwal pesawat tersebut datang untuk membawa hasil perkebunan milik penduduk pulau ini dan meminta izin dengan pemilik pesawat. Jarak tempuhnya juga tidak begitu jauh, yakni hanya sekitar 45 menit saja.
Wisata
Pulau Gag merupakan sebuah kawasan pulau dengan luas sekitar 6500 hektar serta memiliki topografi alam yang berbukit-bukit. Puncak tertinggi yang dimiliki oleh pulau ini berada di ketinggian 350 meter di atas permukaan laut (mdpl), tepatnya berada di Gunung Susu.
Keindahan yang di miliki oleh pulau ini juga sangat luar biasa, di kawasan pantai yang dimiliki oleh pulau ini, anda bisa melihat hamparan pasir putih yang sangat bersih serta air laut dengan warna biru hingga hijau yang sangat jernih. Pada malam hari di waktu bulan terang, anda bisa melihat penyu-penyu yang naik ke atas pantai untuk bertelur, sebuah pengalaman unik yang bisa anda dapatkan selama berwisata di pulau ini.
Di sekitar dermaga pulau, anda bisa memancing ikan, apalagi biota laut yang dimiliki perairan sekitar Raja Ampat, termasuk sekitar Pulau Gag juga sangat bervariasi. Namun, harap diingat agar tidak menangkap terlalu banyak demi menjaga ekosistem yang dimiliki kawasan sekitar Pulau Gag.
Terumbu karangnya pun juga sangat beragam dan bagi anda yang ingin melihatnya lebih dekat, anda bisa mencoba snorkeling di sekitar kawasan perairan pulau ini.
Pulau Gag merupakan pulau yang berpenghuni. Sebuah desa yang bernama Desa Gambir adalah desa satu-satunya di Pulau Gag dan di huni oleh sekitar 680 jiwa. Banyak pula masyarakat pendatang yang tinggal di desa ini dikarenakan adanya tambang nikel di kawasan pulau, sehingga banyak penduduk dari luar Raja Ampat yang datang sebagai pekerja di tambang tersebut.
Namun, mayoritas pekerjaan penduduk tetaplah berkebun khususnya yang menghasilkan kopra. hasil kebun ini akan diangkut oleh pesawat setiap 3 minggu sekali. Uniknya, desa ini memiliki air strip atau landasan pesawat dari tanah yang sudah dipadatkan. Ya, walaupun tidak terbuat dari aspal, landasan yang dimiliki pulau ini juga tergolong sangat keras dan layak pakai.
Kondisi topografi Pulau Gag sebagian besar berbukit dan bergunung dengan puncak tertinggi yaitu Gunung Susu yang mencapai ketinggian 350 meter dari permukaan laut yang terletak dibagian selatan pulau. Pulau Gag memiliki potensi sumberdaya yang sangat tinggi, meliputi sumberdaya mineral, perikanan, ekosistem mangrove, terumbu karang, rumput laut dan biota laut lainnya.
Terumbu karang banyak ditemukan terutama di perairan tropis dan subtropis, dengan sebaran vertikal dari bagian surut terendah sampai ke kedalaman kurang lebih 30 m. Di dalam ekosistem terumbu karang pada umumnya yang merupakan biota dominan ialah karang batu. Dengan kerangka yang keras dan bentuk serta ukurannya yang beraneka ragam, karang batu dipakai sebagai tempat hidup, berlindung dan mencari makan oleh berbagai jenis biota lain seperti krustasea, moluska, ekhinodermata, polikhaeta. Terumbu karang di Pulau Gag tersebar luas di hampir seluruh kepulauan, namun sebaran terumbu karang terbesar terdapat di Distrik Waigeo Utara, Waigeo Selatan dan Misool.
Di ekosistem terumbu karang pulau Gag banyak ditemukan ikan karang, jenis-jenis ikan yang banyak ditemukan dikawasan ini antara lain ikan ekor kuning, pisang-pisang, napoleon, kakatua, kerapau, kakap dan baronang. Sedangkan untuk Crustacea yang banyak ditemukan adalah jenis Penaidae dan kepiting bakau (Scylla). Penyebarannya cukup besar terutama dikawasan Selat lele, Seget, Saigun, Teminabuan dan Inanwatan.
Kawasan kepulauan Raja Ampat terdiri dari banyak pulau kecil dan 4 pulau besar ini adalah salah satu tujuan wisata favorit, terutama untuk para penyelam. Namun jangan salah, keindahan alam di atas permukaan lautnya juga sangat menarik dan dapat membuat Anda terpana. Sama halnya dengan Pulau Gag yang mempunyai kenampakan alam unik dan mempunyai pemandangan yang cantik di sekitar lautan.
Sejarah
Nama Pulau Gag berdasarkan mitologi masyarakat setempat berasal dari kata gag yang berarti teripang (Sea cucumber) dalam bahasa Weda, salah satu bahasa yang digunakan oleh penduduk di Kepulauan Halmahera. Hal ini disebabkan pendatang pertama yang masuk ke daerah ini melihat begitu banyaknya teripang di perairan Pulau Gag. Pulau Gag sebelumnya merupakan pulau yang tidak berpenghuni dan hanya digunakan untuk berkebun. Penduduk pertama Pulau Gag berasal dari Pulau Gebe yang awalnya datang untuk mencari dan membuka lahan pertanian (berkebun).
Sebelumnya terdapat perkampungan kuno yang disebut Kampung Lama, yaitu perkampungan yang ada pada masa awal kedatangan penduduk pertama. Kampung tersebut sekarang sudah ditinggalkan penduduk karena sebagian besar penduduk memilih bermukim di Kampung Gambir (Kampung Baru) yang lokasinya lebih strategis. Hal tersebut disebabkan lokasinya yang berdekatan dengan komplek perusahaan sehingga fasilitas umum yang dibutuhkan masyarakat lebih dekat, seperti dermaga, listrik, air, sekolah, dan kesehatan.
Asal mula berkembangnya pemukiman di Pulau Gag dimulai pada saat kemenangan pasukan Trikora yang berdatangan sekembalinya Irian Jaya kepangkuan NKRI. Kata Gambir berasal dari kata gembira dalam bahasa Indonesia sebagai ungkapan rasa suka cita atas kembalinya Pulau Gag sebagai bagian wilayah Irian Jaya kepada NKRI. Kedatangan pasukan Trikora di Pulau Gag juga diikuti dengan kedatangan pendatang yang ingin mengadu nasib bekerja di pertambangan nikel.
Eksploitasi nikel di Pulau Gag telah ada sejak zaman kolonial Belanda. Pada saat Belanda meninggalkan Indonesia, maka Irian Jaya kembali ke pangkuan RI dan terjadinya nasionalisasi perusahaan milik Belanda pada tahun 1972. Penambangan nikel dilanjutkan oleh PT. Pasifik Nikel (perusahaan PMA dari AS) sampai dengan tahun 1981. Selanjutnya, pertambangan nikel dikelola oleh PT. Aneka Tambang (salah satu BUMN) yang kemudian melakukan kontrak kerjasama dengan PT. BHP Biliton (perusahaan PMA dari Australia) pada tahun 1995.
Pada tahun 1999 PT. Gag Nikel mulai menghentikan kegiatan eksplorasinya bersamaan dengan keluarnya UU No 41 Tahun 1999 dan isu penetapan Pulau Gag sebagai hutan lindung. Walaupun eksplorasi pertambangan sudah tidak dilakukan, tetapi keberadaan perusahaan masih ada dan hanya melakukan kegiatan pengambilan sampel. Hal ini berpengaruh terhadap kondisi sosial dan ekonomi Pulau Gag. Hal tersebut disebabkan terhentinya operasional pertambangan menyebabkan PHK pada sejumlah karyawannya sehingga menambah pengangguran dan mengurangi perputaran uang tunai yang ada di Pulau Gag.
Secara umum terdapat tiga jenis mata pencaharian utama penduduk di Pulau Gag, yaitu nelayan, pegawai, dan petani. Namun, penduduk juga mempunyai mata pecaharian sampingan, seperti berkebun, meramu sagu, membuat kopra dan berdagang. Wilayah yang dikelilingi oleh laut menyebabkan hampir sebagian besar penduduk di Pulau Gag menggantungkan hidupnya dengan bekerja sebagai nelayan tradisional.
Tips
1. Berbaurlah dengan penduduk desa yang ada di Pulau Gag, dengan begitu anda bisa diterima dengan baik dan lebih merasakan kenyamanan ketika berada di pulau ini.
2. Sediakanlah pil kina untuk mengantisipasi penyakit malaria yang penyebarannya masih tergolong luas di kawasan Papua.
3. Untuk yang pertama kali ke Raja Ampat, ketika tiba di bandara atau di kota Sorong, belilah pin yang digunakkan untuk masuk kawasan konservasi Raja Ampat secara bebas dan berlaku selama satu tahun.
4. Selama berada di Pulau Gag, sinyal ponsel sangat sulit bahkan tidak ada sama sekali. Jadi, sebelum berangkat menuju Pulau Gag dan beberapa pulau lainnya di Raja Ampat, hubungilah orang-orang yang menurut anda penting karena sinyal terakhir hanya ada di Pulau Saonek dan Kota Waisai.
Ada 6 potret di dalam Pulau Gag, Raja Ampat – Papua posting. Klik thumbnail dibawah ini untuk melihat semua 6 potret high-res.
Artikel Terbaru:
Pantai Ambalat, Kutai Kertanegsecara geografis, Obyek Wisata Pantai Ambalat ini memiliki bibir pantai yang landai dengan ...
Pantai Ulee Rubek, LhokseumawePantai Ulee Rubek – Bingung mencari lokasi wisata terutama pantai yang menawan di ...
Pantai Yakoba, Jayapura –Pantai Yakoba – Kota Jayapura yang berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik, tentu saja ...
Pantai Indah Kalangan, TapanulBagi Anda yang hobbi berwisata bahari, di Sumatera Utara terdapat salah satu kota ...
Gabung Yuk dengan Komunitas Pecinta Pantai Indonesia di FB, Klik Like:
Lokasi Pantai di Indonesia
Topik Populer
Indek Artikel : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z - 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indek Gambar : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z - 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Semua artikel pada web ini adalah hak cipta dari pasirpantai.com, atau sumber lain yang dicantumkan.
Semua gambar, foto dan video pada web ini adalah hak cipta dari pemiliknya.
Tinggalkan Komentarmu soal Pulau Gag, Raja Ampat – Papua Dibawah ini: