Objek Wisata Pulau Banda Maluku ini memang tidak akan pernah selesai bercerita tentang masa lalunya. Kepualauan ini tidak akan berhenti membuat kisah – kisah baru yang lebih manis, karena Objek Wisata Alam Indonesia yang dianggap sebagai surganya Indonesia Timur terus menarik perhatian dunia. Hal ini adalah respon dari terjaganya budaya masyarakat lokal, alam baik darat maupun laut, serta peninggalan – peninggalan fisik di Pulau Banda.
Berada 132 km di bagian tenggara kota Ambon, gugusan kepulauan Banda terdiri dari 3 pulau besar dan 7 pulau – pulau kecil sebagai penghuni perairan terdalam di Nusantara, laut Banda. Kepulauan ini merupakan daerah terpencil namun sangat indah. Dengan terumbu karang berwarna warni, perairan laut hangat, dan kehidupan laut yang eksotis. Banda adalah surga bagi para penyelam dari seluruh dunia untuk menjelajahi sebuah tempat menyelam yang paling terpencil dan sangat alami di dunia.
Di pulau Manuk, perairannya memiliki kedalaman hingga 6500 meter. Dari ketiga pulau yang berukuran paling besar, daratan pulau Banda dan Neira ditumbuhi oleh vegetasi pala dan tanaman lain. Sedangkan pulau Gunung Api memiliki kontur tanah vulkanik dan hampir sebagian besar daratannya tidak memiliki tumbuhan.
Saat ini, Banda telah menyihir para penyelam, pelaut, dan kapal pesiar dari seluruh dunia dengan keindahan alamnya. Baik di atas maupun di bawah laut, keindahan Banda dapat disejajarkan dengan keindahan Raja Ampat di Papua, sebuah surga wisata bahari lain di Indonesia Timur.
Petualangan penyelaman di salah satu dive spot terbaik di dunia. Kepulauan Banda memang terkenal dengan keindahan hayati alam bawah lautnya serta terumbu karang yang mempesona. Memang, akibat letusan gunung Api telah merusak sebagian sisi terumbu karang Pulau Banda Besar. Namun menurut penilitian dari UNESCO, akibat fenomena ini justru pertumbuhan terumbu karang di tempat ini paling cepat didunia.
Jika di tempat lain, terumbu karang bisa membutuhkan waktu puluhan tahun untuk tumbuh dewasa. Di Pulau Banda Besar hanya membutuhkan waktu tidak sampai sepuluh tahun. Menyelam di kepulauan Banda memang menakjubkan, clear visibility bisa sampai mencapai 40 meter saat itu membuat pemandangan alam bawah laut bisa terlihat dengan jelas
Kemanapun Anda pergi berkeliling di sini, maka akan menemukan pemandangan tropis yang menakjubkan, sejarah yang luar biasa, penduduk yang ramah, dan beragam terumbu karang yang masih alami.
Lokasi dan Transportasi
Kepulauan Banda terdiri dari sepuluh pulau vulkanis yang tersebar di Laut Banda, ±140 km sebelah selatan Pulau Seram dan 2.000 km sebelah timur Pulau Jawa. Kepulauan seluas 180 km² ini termasuk dalam wilayah Provinsi Maluku. Kota terbesarnya, Bandanaira, terletak di pulau dengan nama yang sama.
Cara termudah untuk pergi ke Banda adalah mengawalinya ke Ambon. Ambon adalah ibukota Pulau Ambon, terletak 132 km sebelah utara Banda. Untuk mencapai Ambon Anda bisa terbang secara langsung dari Denpasar – Bali yang transit di Ujung Pandang. Garuda Indonesia terbang dari Jakarta (CGK) yang transit di Bandara Hasanuddin – Makassar, atau Denpasar – Bali (DPS) yang transit di Ujung Pandang (UPG) lalu ke Bandara Pattimura di Ambon (AMQ). Penerbangan lainnya adalah dari Langur – Maluku Tengah (LUV), Juanda – Surabaya (SUB), dan Jeffman – Sorong, Papua (SOQ). Lion Air, Batavia Air, dan Mandala Airlines melayani jalur Ambon – Jakarta dengan transit di Makassar atau Surabaya.
Dari Ambon, Anda bisa menuju Kepulauan Banda dengan pesawat kecil carteran atau menggunakan Merpati Airlines yang terbang ke Banda Neira. Tidak tersedia penerbangan pulang – pergi. Penerbangan kembali harus melalui Banda Neira. Penerbangan beroperasi seminggu sekali atau setiap dua minggu. Oleh karena itu, tempat ini merupakan objek wisata indah yang sunyi namun sangat ideal.
Alternatif lain Anda dapat menyeberangi Laut Banda dengan feri. Pelni menyediakan kapal feri dua kali seminggu dengan kapal KM Ciremai dari Ambon ke Bandaneira. Pastikan Anda dua kali memeriksa jadwal untuk perubahan yang tak terduga.
Akomodasi
Tinggal di kapal laut adalah cara yang ideal untuk menjelajahi Banda. Anda juga dapat memilih tinggal di kapal pesiar selama 7 – 14 hari. Tinggal di kapal lebih murah dan tidak memakan waktu, terutama jika Anda ingin menjelajahi tempat menyelam sebanyak mungkin. Periksa ke agen perjalanan untuk mendapatkan paket terbaik.
Tidak terlalu banyak hotel di sekitar Kepulauan Banda. Hotel terbesar terletak tepat di bibir pantai yang berpasir putih. Anda dapat tinggal di hotel kecil atau penginapan dengan harga terjangkau sekaligus pelayanan terbaik. Ini juga merupakan alasan yang tepat untuk Anda tinggal lebih lama di Banda.
Hotel Maulana merupakan hotel termewah di Kepulauan Banda. Putri Diana, Mick Jagger, dan Jacques Cousteau pernah mengginap di hotel ini kamar nomor 40. Tersedia juga kamar mandi en – suite yang menghadap pabrik mutiara. Silahkan hubungi +62 911 210 24.
Mutiara Guesthouse memiliki kamar ber – AC dengan halaman yang luas untuk Anda bersantai. Harganya mulai sekitar Rp 70.000 hingga Rp 125.000. Silahkan hubungi +62 813 303 4337 7.
Vita Guesthouse merupakan tempat tepat bila Anda mengharapkan informasi rinci tentang tujuan wisata khusus di Banda. Wisma ini memiliki dermaga pribadi yang menghadap Gunung Api. Anda dapat menyewa perahu dan alat menyelam. Silahkan hubungi +62 819 450 9011 0.
Wisata Sejarah di Pulau Banda
Jejak kedatangan bangsa – bangsa asing yang pernah datang ke wilayah ini untuk menguasai rempah – rempah bisa ditelusuri lewat benteng – benteng yang banyak menyimpan lukisan masa lalu. Kawasan ini juga menyimpan kenangan akan kehadiran tokoh proklamasi Bung Hatta dan Sutan Syahrir. Keduanya mesti diasingkan oleh Belanda ke Banda karena ketokohan dan nasionalisme mereka yang mengganggu pemerintahan colonial kala itu.
Di Museum Bung Sjahrir yang ada di Objek Wisata Pulau Banda Maluku, beberapa dokumen penting terpampang di papan pajangan bersama sejumlah foto kenangan perjuangan bersama beberapa koleganya. Selain itu, masih tersimpan dengan baik salinan surat pengangkatan Soetan Sjahrir atau Bung Kecil sebagai Perdana Menteri merangkap Menteri Dalam Negeri dan Menteri Luar Negeri yang ditandatangani oleh Ir. Soekarno. Selain itu, di Museum Bung Sjahrir yang ada di Objek Wisata Pulau Banda Maluku ini ada juga gramofon yang pernah digunakan oleh Bung Kecil dan para pejuang lainnya untuk mendengarkan musik-musik klasik.
Di rumah pengasingan Bung Hatta, Anda dapat melihat kaca mata yang pernah di pakai oleh beliau saat membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Juga terdapat satu stel jas warna kombinasi abu-abu coklat. Jas bersejarah ini digunakan Bung Hatta saat menandatangani Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda. Lokasi bersejarah lainnya dapat Anda saksikan dan nikmati di Museum Bung Sjahrir yang ada di Objek Wisata Pulau Banda Maluku ini adalah rumah marinir inggris, Christopher Cole, yang kini dijadikan museum, kediaman resmi Gubernur Jenderal VOC yang lebih dikenal sebagai Istana Mini, serta Masjid Jami’ Hatta-Syahrir yang terletak di Desa Nusantara.
Berkunjung ke museum budaya disini kita bisa melihat catatan sejarah yang ada. Barang barang peninggalan VOC, serta yang menarik adalah lukisan – lukisan mengenai situasi jaman tersebut. Tepat di tengah ruang utama museum, tergantung sebuah lukisan raksasa yang menceritakan pembantaian 44 orang terpandang dari Banda. Mereka biasa disebut dengan orang kaya, dan pada masa itu mereka ditawan oleh VOC lalu dibawa ke benteng Fort Nassau. Kemudian di depan anak istri serta keluarganya, semua orang terkemuka di Banda tersebut dibantai secara kejam oleh algojo algojo Samurai yang disewa dari Jepang.
Setelah VOC menancapkan kuku monopoli perdagangan, mereka membangun sebuah peradaban baru di Banda Neira yang nantinya akan merupakan blue print pembangunan kota Batavia kelak. Istana Merdeka di Jakarta yang menjadi tempat tinggal Gubernur Jendral Hindia Belanda, mencontoh replika gedung Istana mini yang masih berdiri di Banda Neira. Demikian pula gereja Immanuel di depan stasiun gambir memiliki arsitektur yang sama dengan gereja di sini yang sayangnya telah dirusak oleh massa pengungsi kerusuhan Ambon beberapa waktu yang lalu. Kalau kita memperhatikan sudut sudut kota tua di Jakarta, akan sama juga dengan komposisi sudut bangunan dan jalanan di sana.
Benteng VOC, Fort Belgica yang dibangun diatas sebuah bukit, dan bisa ditempuh hanya setengah jam berjalan kaki dari hotel Maulana. Mengagumkan sekali pemilihan letak posisi benteng tersebut, karena dari puncak benteng kita bisa melihat ke arah laut dari segala sisi pulau. Ini memudahkan VOC untuk mengawasi kapal kapal yang keluar masuk Banda pada masa itu. Rumah rumah yang dahulu ditempati Bung Hatta dan Sutan Sjahrir masih terawat dengan baik, berikut dengan barang barang peninggalan mereka. Dari mesin tik yang mereka pakai saat itu, sampai ruangan kelas di belakang rumah, tempat Bung Hatta mengajar terhadap anak anak Banda.
Tak heran, bila rekam jejak Kepulauan Banda diabadikan dalam buku Suma Oriental que trata do Mar Roxo ate aos Chins karya Tome Pires seorang apoteker Portugis yang mengunjungi Kepulauan Banda antara tahun 1512-1515. Hingga kini, Kepulauan Banda selalu menjadi tujuan perdagangan dan tempat wisata oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Wisata Alam di Pulau Banda
Selain benteng – benteng Portugis yang terbangun di sana, gugusan kepulauan Banda juga menyimpan keanekaragaman keindahan di bawah permukaan lautnya. Bersama Bali, Raja Ampat dan Wakatobi, kepulauan ini adalah surga bagi para penyelam baik pemula ataupun professional.
Site – site penyelaman yang menarik tersebar dari perairan Pulau Neira hingga di kawasan gunung api bawah laut, juga tembok vertikal yang membentang di pulau Hatta. Biota laut seperti kura – kura, napoleon wrasse, ikan hiu, kawanan ikan tuna dan lobster hadir menemani bunga – bunga karang yang menyebar indah.
Tepi dermaga laguna terlihat air laut sebening kaca memantulkan refleksi violet, biru dan magenta dari langit pagi ,Sementara di bibir puncak gunung , masih tampak terlihat bongkahan batu dan tanah tanah hitam sisa sisa erupsi . Benar benar sebuah pemandangan yang indah dan fantastis. Sesekali melintas nelayan dengan perahu kecilnya sambil berdendang.
Scuba diving masih relatif baru di sini, tapi penyelam yang sudah ahli tidak harus bekerja keras untuk menemukan keindahannya. Bawah laut sekitar Ambon dan pulau terdekat Saparua memiliki beberapa tempat menyelam dengan reputasi mendunia. Ketika Anda menjelajahi permukaan bawah laut maka Anda akan melihat segalanya mulai dari hiu, kura – kura besar, ikan napoleon wrasse, ikan kerapu raksasa, tuna, sinar mobula, cepluk redtooth, berbagai spesies ikan paus, lumba – lumba pemintal, dan kerabat dekat lobster besar, hingga ikan karang yang jinak atau ikan endemik lepu ambon.
Berikut beberapa site penyelaman menarik yang bisa di eksplore:
Keraka Island
Pulau Keraka atau di sebut juga pulau Kepiting berada tak jauh dari Neira. Perairannya merupakan lintasan yang berlokasi di bagian utara. Hamparan pantai di pulau ini punya panorama cantik yang cocok untuk piknik. Di bagian selatannya terdapat bentangan wall berketinggian 18 meter dan sering tertutup oleh rombongan yellow tunicates dan large blue.
Di bagian timurnya, kawanan barracuda sepanjang hampir 1 meter dan beragam ikan – ikan karang memenuhi perairannya di kedalaman 10 meter.
Site Sonegat
Lokasi ini hanya berjarak 5 menit dari penginapan, persisnya berada di perairan antara pulau Neira dan Gunung Api. Lokasi yang bisa ditempuh dengan hanya menggunakan perahu kayu ini juga berada di lepas pantai yang berseberangan dengan rumah kediaman Des Alwi, tokoh masyarakat setempat.
Di Sonegate kedalaman airnya cukup curam dan terdapat tembok yang membentang sepanjang 25 meter kearah ujung pantai. Tak banyak ragam ikan yang bisa ditemui di kawasan ini, namun dogtooth tuna terkadang bisa dilihat. Juga beberapa emperor angelfish cantik dan blue girdled.
Batu Kapal dan Syahrir Island
Dulunya pulau ini bernama Pulau Batu Kapal dan Pulau Pisang. Dari penginapan di Banda Neira, 2 kawasan penyelaman ini bisa di jangkau dengan menggunakan perahu kayu selama sekitar 20 menit. Bauran kontur daratan dan perairannya juga menyediakan kombinasi sempurna untuk kegiatan menyelam baik di pagi dan sore hari serta piknik dengan latar belakang nuansa pesisir.
Batu Belanda
Di lokasi penyelaman ini bisa dinikmati beragam tube sponge dan barrel serta celah karang dan gua – gua kecil dimana mereka tinggal. Kawasan ini juga merupakan habitat hidup napoleon wrasses, bannerfish, large emperor, large pinnate batfish, kawanan snappers dan juga blue – girdled angelfish.
Hatta Island
Jarak pulau ini cukup jauh dari Banda Neira, sekitar 25 km. Tapi panorama bawah laut yang dimilikinya sungguh luar biasa. Di bagian selatan perairannya terdapat bunga – bunga karang yang indah.
Di kawasan ini juga bisa di saksikan parade ikan rainbow runners, unicornfish, jack fish. Di saat – saat tertentu site pnyelaman ini juga di lalui oleh whitetip sharks yang panjangnya bisa mencapai 2 meter, juga hawksbill turtle, dogtoothead tuna dan napoleon wrasse.
Ai Island
Selain Hatta Island, perairan yang dimiliki pulau ini menyajikan site terbaik di gugusan pulau Banda. Tembok – tembok karang yang indah berkeliling di bagian barat, utara dan selatannya. Konturnya berslope dan dipenuhi gua – gua yang juga merupakan tempat tinggal bagi harbors fish.
Menyelam bisa di lakukan hampir sepanjang tahun, namun lazimnya para penyelam dari berbagai penjuru mendatangi kepulauan ini di antara bulan Juli hingga September. Beberapa site penyelaman hanya boleh di kunjungi oleh para penyelam yang berpengalaman. Terkadang kondisi cuaca juga mempengaruhi kegiatan selam.
Di sela – sela kegiatan menyelam, penyuka jalan – jalan bisa berkeliling di pulau – pulau yang memiliki daratan yang subur. Tanaman rempah dan pala bisa dilongok keberadaannya di kebun – kebunnya yang masih tetap terawat hingga kini. Warga sekitar yang ramah juga punya beragam kuliner nikmat yang bisa dicoba.
Panorama alam yang indah dengan mudah bisa di dapatkan di hampir semua sudut pulau. Bagi yang belum bisa menyelam, snorkeling dan trekking menyusuri pasir pantai juga adalah kegiatan yang menarik selain bermain tenis dan menyaksikan budidaya hiu, kura – kura dan mutiara.
Di pulau ini, wisata paling menyenangkan yaitu memasuki kawasan taman wisata alam Gunung Api Banda dengan pendakian puncak gunung selama satu setengah jam. Gunung Api ini ibarat monument alam yang Tuhan hadiahkan bagi masyarakat Banda. Ia memancang kekar di tengah lautan dengan lereng – lereng yang menggambarkan status vulkaniknya. Gunung ini ibarat saksi sejarah masyarakat Banda sejak dahulu kala yang menyimpan banyak rahasia, berjuta cerita, dan seabrek legenda. Pendakian ke puncaknya tak hanya menumbuhkan kebanggaan pribadi tapi juga semakin memancangkan rasa cinta tanah air. Ketinggian Gunung Api ini pada awalnya mencapai 800 mdpl, namun pada 9 Mei 1988 gunung ini kembali memuntahkan laharnya. Sejak itu, para ahli vulkanologi mencatat angka baru untuk ketinggian gunung ini yang merosot menjadi 666 mdpl.
Untuk mendapat panorama alam seperti sunrise dan sunset, pendakian bisa dilakukan dua jam sebelumnya. Sebelum pendakian, dianjurkan melapor ke petugas seksi konservasi Gunung Api Banda agar pendakian kita bisa dikontrol. Selama pendakian, kita melewati 4 pos utama sebelum menembus puncak dengan sudut kemiringan 30-45 derajat. Jalur yang dilalui saat pendakian cukup terbuka dan tidak terhalang semak belukar. Satu-satunya rintangan adalah sisa-sisa batuan vulkanik yang mengeras namun mudah terlepas saat diinjak sehingga membuat pijakan menjadi kurang stabil.
Selebihnya, kita tinggal mengatur napas dan berjalan dengan konstan. Bahkan, jalur pendakian yang cukup terbuka itu juga menyajikan makanan alam seperti jambu merah yang bisa dipetik langsung. Setelah berada di puncak, dari sudut 360 derajat di atas ketinggian puncak 666 mdpl, Gunung Api menyajikan panorama yang spektakuler. Seluruh Kepulauan Banda terlihat menghampar, mulai dari Banda Neira yang tepat di bawah kaki gunung, pulau Banda Besar, Pulau Karaka dan pulau lainnya serta hamparan laut yang menampakkan tinta birunya.
Berwisata ke Kepulauan Banda tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam sebab dengan Rp 5.000.000 saja, anda sudah bisa mengikuti 10 hari tour keliling Kepulauan Banda dengan seabrek objek wisata yang tersedia. Waktu yang tepat untuk mengunjungi Banda yaitu antara bulan April – November. Kondisi cuaca pada bulan-bulan itu cenderung stabil. Dianjurkan untuk tidak berwisata antara bulan Desember-Maret karena kondisi angin barat yang menyebabkan gelombang laut dan cuaca yang tidak stabil.
Sebagai pelengkap kunjungan wisata di Kepulauan Banda, kita dapat menyimak dan ikut nimbrung dalam beberapa perhelatan budaya setempat seperti prosesi cuci sumur pusaka yang dilakukan 8 tahun sekali. Biasanya prosesi cuci sumur dilakukan dengan tradisi lempar becek dan iringan pawai perahu Kora-kora (Coracora boat) sepanjang 29 meter dengan tinggi 80 sentimeter berkapasitas muatan 45 orang yang mengitari teluk Banda. Pawai perahu Kora-kora juga dilakukan hampir di setiap peringatan hari besar nasional.
Tips
Ada 5 potret di dalam Pulau Banda – Maluku informasi. Klik thumbnail dibawah ini untuk melihat semua 5 potret high-res.
Artikel Terbaru:
Pantai Kuta di Pulau LombokPantai Kuta Lombok ini berbeda dari Pantai Kuta yang ada di pulau dewata ...
Mentawai Si Cantik nan EksotisSejumlah tempat tidur busa disimpan di uma atau rumah adat Mentawai di Butui, ...
Pantai Palippis, Polewali MandBerkunjung ke sulawesi barat terasa belum lengkap jika Anda tidak berkunjung ke Pantai Palippis. Pantai ...
Pantai Lalos, Tolitoli –Secara umum, Tolitoli adalah kabupaten di bibir perairan Laut Sulawesi. Adapun ibu kota ...
Gabung Yuk dengan Komunitas Pecinta Pantai Indonesia di FB, Klik Like:
Lokasi Pantai di Indonesia
Topik Populer
Indek Artikel : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z - 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indek Gambar : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z - 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Semua artikel pada web ini adalah hak cipta dari pasirpantai.com, atau sumber lain yang dicantumkan.
Semua gambar, foto dan video pada web ini adalah hak cipta dari pemiliknya.
Tinggalkan Komentarmu soal Pulau Banda – Maluku Dibawah ini: