Pulau kuning merupakan pulau yang terletak di timur pulau Sumatera ini memiliki hampir di tiap bagian pulau ini pantai yang indah, landai dan berpasir putih halus. Kecuali daerah Tempilang, yang merupakan satu-satunya daerah yang memiliki pantai berpasir kuning. Hal ini merupakan keunikan tersendiri bagi daerah ini. Pantai Pasir Kuning terletak di Desa Tempilang Kabupaten Bangka Barat kurang lebih 70 KM dari Kota Pangkalpinang.
Lokasi
Pantai Pasir Kuning terletak di Desa Air Lintang, Kecamatan Tempilang Kabupaten Bangka Barat, atau tak lebih dari 100 km dari Kota Pangkalpinang. Untuk menjangkau pantai ini cukup mudah. Letaknya juga dekat dengan pusat kegiatan ekonomi masyarakat Tempilang. Selain itu, jalan-jalan yang menghubungkan ke pantai itu juga sudah beraspal.
Pengunjung disarankan menggunakan kendaraan pribadi karena kendaraan umum yang menuju desa dan lokasi upacara sangat jarang. Pengunjung juga harus berhati-hati karena banyak sekali jalan berlobang dengan debu-debu yang beterbangan di pinggir jalan jika cuaca panas. Oleh karena jalan yang kurang baik, akses ke lokasi membutuhkan waktu tempuh sekitar 25 menit. Di desa dan sekitar pantai ini, pengunjung juga bisa dengan mudah menemukan penginapan, restoran, dan rumah makan.
Wisata
Pasirnya yang berwarna kuning keemasan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke pantai ini. Dengan pemandangan bebatuan yang indah terletak disudut pantai, kita dapat menikmati panorama alam yang indah.
Ada tradisi unik masyarakat pantai tersebut, setiap menjelang bulan Ramadhan, pantai Pasir Kuning banyak dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri untuk menyaksikan ritual adat Pesta Rakyat Perang Ketupat. Perang Ketupat merupakan salah satu ritual upacara masyarakat pantai pasir Kuning.
Upacara ini dimaksudkan untuk memberi makan makhluk halus yang dipercaya bertempat tinggal didaratan. Pantainya yang landai dan ombaknya yang tenang menjadikan Pasir Kuning tempat yang menarik untuk menjadi salah satu tempat kumpul keluarga.
Jika kebetulan Anda memutuskan liburan ke Bangka libur long weekend kali ini, jangan lewatkan ke pantai satu ini. Pantai Pasir Kuning punya keunikan satu-satunya di Pulau Bangka.
Bila di Pulau Lombok ada pantai yang sangat unik karena pasir pantainya berwarna pink, maka di Pulau Bangka pun ada pantai unik karena warna pasir pantainya yang tidak biasa. Pantai dengan Pasir berwarna Kuning.
Jangan kecewa terlebih dahulu, pantai yang memiliki pasir berwarna kuning mungkin sudah biasa bagi Anda yang sering bepergian ke pantai. Namun pantai yang satu ini jelas berbeda. Seperti yang kita ketahui, bahwa pantai-pantai di Pulau Bangka itu dikenal dengan pasir pantai yang putih berseri.
Pemandangan di pantai ini juga cukup menawan. Sunset maupun sunrise sepertinya bisa dinikmati di sini. Maklum, pantai ini memiliki dua sisi. Satu menghadap ke barat, satunya lagi menghadap ke timur, menjelang bulan puasa, biasanya di pantai ini digelar pesta adat Perang Ketupat. Wisatawan akan tumpah ruah biasanya saat acara tersebut berlangsung.
Tambahan pula, masyarakat desa setempat menyediakan makanan banyak sekali yang disediakan bagi siapa saja yang bertandang ke sana. Ingat suasana Hari Raya Idul Fitri? Nah, serupa itulah suasananya. Sebab masyarakat setempat memang memperingati pesta adat itu serupa hari raya pada umumnya.
Perang Ketupat
Lagu Timang Burong (Menimang Burung) pengiring tari serimbang dilantunkan secara lembut. Lagu itu, diiringi suara gendang dari enam penabuh serta alunan dawai (alat musik), untuk mengiringi gerak lima penari remaja yang menyambut tamu. Dengan baju dan selendang merah, kelima penari menyita perhatian ribuan pengunjung yang memadati Pantai Pasir Kuning.
Tarian yang menggambarkan kegembiraan sekumpulan burung siang menyambut kehadiran seekor burung malam itu merupakan pembukaan dari rangkaian tradisi perang ketupat, khas Kecamatan Tempilang di Bangka Belitung. Tradisi tersebut menggambarkan perang terhadap makhluk-makhluk halus yang jahat, yang sering mengganggu kehidupan masyarakat.
Tradisi itu sebenarnya sudah dimulai pada malam sebelum perang ketupat dimulai. Pada malam hari sebelumnya, tiga dukun Kecamatan Tempilang, yaitu dukun darat, dukun laut, dan dukun yang paling senior, memulai upacara Penimbongan.
Upacara dimaksudkan untuk memberi makan makhluk halus yang dipercaya bertempat tinggal di darat. Sesaji untuk makanan makhluk halus itu diletakkan di atas penimbong atau rumah-rumahan dari kayu menangor.
Secara bergantian, ketiga dukun itu memanggil roh-roh di Gunung Panden, yaitu Akek Sekerincing, Besi Akek Simpai, Akek Bejanggut Kawat, Datuk Segenter Alam, Putri Urai Emas, Putri Lepek Panden, serta makhluk halus yang bermukim di Gunung Mares, yaitu Sumedang Jati Suara dan Akek Kebudin.
Menurut para dukun, makhluk-makhluk halus itu bertabiat baik dan menjadi penjaga Desa Tempilang dari serangan roh-roh jahat. Karena itu, mereka harus diberi makan agar tetap bersikap baik terhadap warga desa.
Pada upacara Penimbongan itu digelar tari campak, tari serimbang, tari kedidi, dan tari seramo. Tari campak dilakukan dalam beberapa tahap dengan iringan pantun yang dinyanyikan secara bersahut-sahutan. Tari ini juga biasa digelar dalam pesta pernikahan atau pesta rakyat lainnya.
Tari kedidi lebih mirip dengan peragaan jurus-jurus silat yang diilhami gerakan lincah burung kedidi, sedangkan tari seramo merupakan tari penutup yang menggambarkan pertempuran habis-habisan antara kebenaran melawan kejahatan.
Seusai upacara Penimbongan, para dukun itu kembali mengadakan upacara Ngancak, yakni pada tengah malamnya. Upacara Ngancak dimaksudkan memberi makan kepada makhluk halus penunggu laut.
Diterangi empat batang lilin, dukun laut membuka acara itu dengan membaca mantra-mantra pemanggil makhluk halus penunggu laut, di antara bebatuan tepi Pantai Pasir Kuning, Tempilang. Nama-nama makhluk halus itu diyakini tidak boleh diberitahukan kepada masyarakat agar tidak disalahgunakan untuk kepentingan tertentu.
Seperti pada upacara Penimbongan, upacara Ngancak juga dilengkapi sesaji bagi makhluk halus penunggu laut. Sesaji itu dipercaya merupakan makanan kesukaan siluman buaya, yaitu buk pulot atau nasi ketan, telur rebus, dan pisang rejang.
Pergeseran budaya
Kentalnya pengaruh dukun dan dominannya aspek animisme (kepercayaan terhadap roh dan mahluk halus) dalam tradisi perang ketupat terjadi karena budaya ini merupakan warisan masyarakat asli Pulau Bangka yang belum beragama, atau sering disebut sebagai orang Lom. Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan dimulainya tradisi ini. Namun, berdasarkan cerita rakyat, ketika Gunung Krakatu meletus pada tahun 1883, tradisi ini sudah ada.
Seiring dengan masuknya pengaruh Islam ke Bangka, tradisi tersebut pun mengalami beberapa perubahan cara dan pergeseran substansi. Meskipun tetap turut menonton perang ketupat, sebagian besar warga yang beragama Islam telah mengubah beberapa ritual menjadi bernuansa islami.
Perayaan yang dulunya difokuskan bagi roh-roh halus, kini sebagian ditujukan untuk mengenang arwah leluhur. Demikian pula dengan sesaji, diubah menjadi kenduri untuk dimakan bersama.
Ada 6 foto di dalam Pantai Pasir Kuning, Tempilang – Bangka artikel. Klik thumbnail dibawah ini untuk melihat semua 6 foto high-res.
Artikel Terbaru:
Pantai Bangko, Lombok – Pantai Senggigi, Pantai Kuta dan Pantai Selong Belanak, tak dipungkiri indahnya, nah pantai Bangko ...
Pantai Bandengan (Tirta SamudeMenurut kisah turun temurun, nama Pantai Bandengan pertama kali diberikan oleh putra Sunan ...
Pulau Fani, Raja Ampat –Pulau Fani adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di Samudra Pasifik dan berbatasan dengan negara Palau. ...
Pantai Ketaping, Kota PariamanPantai Ketaping – adalah sebuah lokasi pantai yang ada di Kota Pariaman dan ...
Gabung Yuk dengan Komunitas Pecinta Pantai Indonesia di FB, Klik Like:
Lokasi Pantai di Indonesia
Topik Populer
Indek Artikel : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z - 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indek Gambar : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z - 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Semua artikel pada web ini adalah hak cipta dari pasirpantai.com, atau sumber lain yang dicantumkan.
Semua gambar, foto dan video pada web ini adalah hak cipta dari pemiliknya.
Tinggalkan Komentarmu soal Pantai Pasir Kuning, Tempilang – Bangka Dibawah ini: