Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak Pulau, dimana setiap pulaunya memiliki adat dan budaya masing-masing yang menghadirkan keunikan tersendiri. Di Sumbawa terdapat sebuah Pulau yang terbilang cukup unik dimana merupakan kawasan yang padat penduduk dan dapat dikatakan merupakan pulau terdapat di dunia. Pulau ini diberi nama Pulau Bungin.
Lokasi Dan Transportasi
Secara administratif Pulau Bungin berada dalam wilayah Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Lebih tepatnya berada di sebelah Utara Kecamatan Alas atau di depan Teluk Alas, sekitar 70 Kilometer dari Barat Kota Sumbawa Besar.
Sekarang ini Pemerintah setempat sudah membangun sebuah jalan darat untuk akses menuju ke Pulau Bungin sehingga lebih mempermudah pengunjung dalam hal transportasinya. Sebelumnya dari Kota Sumbawa Besar anda dapat naik bus umum yang menuju ke Pelabuhan Alas dan berhenti di depan gerbang Pulau Bungin.
Perjalanan akan memakan waktu sekitar 90 menit dengan kondisi jalan beraspal mulus. Setibanya di gerbang Pulau Bungin, anda dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kendaraan lain.
Terdapat beberapa alternatif kendaraan yang bisa anda gunakan seperti dengan perahu motor, mobil, ojek maupun cidomo. Jika anda akan menggunakan ojek, biasa ongkosnya akan diminta sebesar Rp 5.000 – Rp 10.000. Perjalanan yang hanya berjarak sekitar satu Kilometer ini memakan waktu tempuh sekitar 20 menit dengan kondisi jalan tanah dan berbatu kerikil.
Wisata
Pulau Bungin yang berbentuk bulat lonjong ini memiliki luas sekitar 1,5 Kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 3000-4000 Jiwa yang menghuninya. Pulau ini terbagi dalam tiga dusun yang didiami oleh sebagian besar masyarakat keturunan Bajo. Jadi bahasa sehari-hari yang sering mereka gunakan adalah bahasa Bajo. Sebagian besar mata pencaharian mereka adalah mencari ikan di laut karena memang di sekitar Pulau ini memiliki banyak sekali potensi ikan dan beberapa hasil laut lainnya.
Bangunan rumah yang ada di Pulau ini sangatlah padat, tidak ada lahan kosong lagi yang bisa anda lihat kecuali yang terdapat di bangunan Masjid, Sekolah Dasar dan Kantor Desa. Untuk mengelilingi Pulau ini anda bisa melitasi jalanan yang di buat dari beton dengan lebar jalan yang hanya sekitar 1,25 Meter.
Ada yang unik dari kehidupan masyarakat disini, dikarenakan jumlah penduduknya yang kian bertambah sehingga lahan semakin sempit maka dibuatlah suatu tradisi yaitu bagi setiap warga yang ingin membangun rumah lagi, mereka harus membuka lahan baru dengan cara menumpukkan batuan karang yang sudah mati.
Hal ini sering berlaku bagi pasangan yang ingin menikah, biasanya dari pihak laki-laki yang akan menyiapkannya sebagai tempat mereka tinggal nantinya. Dengan adanya tradisi ini membuat Pulau Bungin semakin meluas wilayahnya seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang menghuninya.
Sebelum mendirikan rumah, warga harus terlebih dahulu memberitahu tetangga dan meminta izin untuk memastikan bahwa lahan tersebut belum ada yang memilikinya. Jika sudah memiliki izin maka pekerjaan pun akan dilakukan secara bergotong-royong, mulai dari mempersiapkan lahan sampai pembangunan rumah tersebut.
Rumah disini rata-rata dibuat seperti rumah panggung berbahan kayu dan tidak memiliki kamar mandi maupun jamban karena mereka terbiasa untuk membuang hajat langsung ke laut. Namun biarpun seperti itu, masyarakat di pulau ini tetap menjaga kebersihan, hal ini bisa dilihat dari tidak adanya sampah-sampah yang mengotori pemukiman mereka.
Untuk ketersediaan air tawarnya pun di Pulau ini sudah dapat terpenuhi karena sudah ada pipa air yang tertanam di bawah laut. Pipa ini menghubungkan air di Sungai Marente sampai ke Alas yang berjarak sekitar tujuh Kilometer dari Pulau Bungin. Sebelum adanya pipa ini masyarakat yang ingin memperoleh air tawar biasa mengambilnya di sumur Nange. Sumur ini berada di seberang tanah Sumbawa yang di percaya masyarakat di Pulau Bungin sebagai sumur yang keramat.
Dahulu mereka harus mengambilnya dengan menggunakan perahu yang di dayung selama 20 menit sebelum akhirnya menggunakan perahu bermotor seperti sekarang ini.
Ada lagi hal unik yang bisa anda temukan di Pulau Bungi ini. Karena faktor lahan yang sempit tadi sehingga tidak adanya lahan pertanian maupun perkebunan maka hewan ternak seperti kambing yang ada di Pulau ini rata-rata memakan kertas dan kain baju yang sudah tak terpakai, terkadang pula hewan ini menjadi karnivora dengan memakan ikan-ikan laut milik penduduk.
Tips
1. Kondisi cuaca di Pulau Bungin sangat panas untuk itu bawalah topi atau sunblock untuk melindungi kulit anda dari sengatan matahari.
2. Hormatilah kearifan lokal yang berlaku pada masyarakat setempat. Jika diperlukan anda dapat menumpang inap di rumah-rumah penduduk setempat.
3. Bawalah barang anda secukupnya saja dan untuk lebih berhemat tidak ada salahnya anda membawa bekal makanan dan minuman sendiri.
Ada 5 foto di dalam Pulau Bungin, Sumbawa – NTB informasi. Klik thumbnail dibawah ini untuk melihat semua 5 foto high-res.
Artikel Terbaru:
Pantai Jonggring Saloko, MalanJawa Timur memang merupakan kawasan yang menawarkan berbagai macam pesona laut yang menakjubkan. ...
Pantai Batu Nona, Kupang ̵Wisata pantai di timur pesisir minahasa, dengan miring pantai berpasir putih, bersih dan ...
Pantai Namalatu, Pantai SantaiAmbon tidak akan pernah bosan menawarkan kemolekan alam tropis pada tiap wisatawan. Tidak ...
Pantai Kampung Baru, Bulungan Berjarak sekitar kurang lebih 90 Km dari kota Tanjung Selor, Kampung Baru-Mangkupadi merupakan ...
Gabung Yuk dengan Komunitas Pecinta Pantai Indonesia di FB, Klik Like:
Lokasi Pantai di Indonesia
Topik Populer
Indek Artikel : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z - 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indek Gambar : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z - 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Semua artikel pada web ini adalah hak cipta dari pasirpantai.com, atau sumber lain yang dicantumkan.
Semua gambar, foto dan video pada web ini adalah hak cipta dari pemiliknya.
Tinggalkan Komentarmu soal Pulau Bungin, Sumbawa – NTB Dibawah ini: